LABEL

Senin, 15 Juli 2013

Saya Hanya Percaya Takdir !!!

Tidak ada seorang pun yang bisa meramalkan masa depannya. Demikian halnya dengan saya yang hanya anak seorang petani tradisional, dilahirkan dari keluarga yang serba pas-pasan, namun tidak pernah mengeluh dengan segala keterbatasan serta tidak pernah mengharap iba lalu menjual kemiskinan untuk menyambung hidup. Andaikan kehidupan 20 tahun lalu diulang kembali rasanya saya tidak mampu untuk menjalaninya. Namun saat ini saya begitu bangga dengan masa-masa itu karena semua bisa terlewati dan bahkan dinikmati tanpa sedikitpun tangis.
Saya pun tidak pernah meyakini kalau dengan keadaan saya saat itu dimana kedua orang tua tidak jelas penghasilannya, tapi justru bisa menyelesaikan sekolah tanpa terlewati sampai kemudian menyandang gelar S1 Fisika di Universitas Hasanuddin, bahkan sejak SD sampai Semester 1 Kelas II SLTA berturut-turut selalu menyandang predikat Juara I, ketika Semester 2 Kelas II SLTA dan Semester 1 Kelas III menyandang predikat Juara II, serta Semester 2 Kelas III kembali meraih predikat Juara I bahkan NEM (Nilai Ebtanas Murni) tertinggi di sekolahku saat itu. Demikian halnya saat kuliah, pernah meraih Peringkat 3 Mahasiswa Berprestasi Utama tingkat Universitas, dan bisa selesai tidak lebih dari 4 tahun dengan IP di atas 3,6 saat itu dengan predikat Wisudawan Terbai di Fakultasku. Saya begitu menikmati masa lalu saya, sambil bergumam "ko' bisa?!"
Selesai kuliah di masa krisis 1998, saya pun kembali ke kampung halaman dan mendampingi masyarakat dalam program pemberdayaan masyarakat yang disebut Program Pengembangan Kecamatan mulai dari tingkat desa di sebuah pulau yang saat itu terpencil sampai kemudian menjadi pengelola keuangan di tingkat kecamatan. Tiga tahun kemudian siapa sangka saya kemudian tiba-tiba mengurusi orang-orang yang berpolitik di tingkat kabupaten dan lima tahun kemudian di tingkat provinsi sekaligus mengantar saya menggeluti dunia hukum dengan menyelesaikan kembali S1 Hukum dan S2 Hukum saya, lalu lulus ujian profesi advokat.
Sengaja saya tuliskan memori ini hanya untuk maksud tidak melupakan masa lalu saya, bukan untuk maksud pamer atau maksud lainnya sebagai bukti atas pernyataan saya : "Saya Hanya Percaya Takdir!!!"